Jumat, 05 Agustus 2011

Dana Asing 'Lari' Rp 1,2 Triliun, IHSG Ambles 200 Poin


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan akhir pekan dengan koreksi tajam hingga 200 poin. Kekhawatiran melambatnya ekonomi global memicu investor ambil untung dengan cepat.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di Rp 8.555 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.505 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka langsung merosot tajam 134,502 poin (3,27%) ke level 3.987,584. Investor panik dan mengamankan portofolionya mengikuti pelemahan yang terjadi di bursa-bursa utama dunia karena khawatir AS akan kembali masuk ke masa resesi.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terjun bebas 212,081 poin (5,15%) ke level 3.910,005. Aksi jual masif di seluruh saham mendorong IHSG jatuh semakin dalam.

Koreksi IHSG semakin lama semakin tajam, tidak tanggung-tanggung indeks sempat mendarat di level 3.866,712, anjlok lebih dari 250 poin. Tekanan jual melanda seluruh saham yang ada di pasar modal.

Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (5/8/2011), IHSG ditutup ambles 200,443 poin (4,87%) ke level 3.921,643. Sementara Indeks LQ 45 ditutup jatuh 36,811 poin (5,05%) ke level 693,293.

Rata-rata koreksi yang diderita indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI) sekitar 5%. Koreksi paling tajam diderita oleh sektor tambang sebanyak 6,18% dan sektor agro 6,14%.

Seluruh saham-saham, baik itu unggulan, lapis dua dan tiga terkena tekanan jual. Tak hanya investor lokal, investor asing pun mulai melepas portofolio sahamnya.

Dana asing yang dilarikan keluar dari bursa saham nilainya cukup tinggi. Transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 1,232 triliun di pasar reguler dan negosiasi.

Perdagangan hari ini berjalan ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 212.246 kali pada volume 10,295 miliar lembar saham senilai Rp 9,934 triliun. Hanya 9 saham naik, sisanya 321 saham turun, dan 15 saham stagnan.

Situasi bursa-bursa di Asia tidak banyak berubah sejak pagi hingga sore ini, kecuali koreksi yang dideritanya menjadi semakin dalam. Sentimen negatif anjloknya Wall Street akibat 'badai jual' semalam masih terasa.

Imbas jatuhnya Wall Street sebanyak lebih dari 500 poin itu juga terasa ke bursa-bursa di Eropa sore ini. Indeks The FTSE, DAX dan the CAC 40 anjlok lebih dari 2% pada saat pembukaan.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore hari ini:


* Indeks Komposit Shanghai melemah 52,48 poin (1,96%) ke level 2.631,56.
* Indeks Hang Seng terjun bebas 1.156,39 poin (5,28%) ke level 20.728,35.
* Indeks Nikkei 225 ambruk 359,30 poin (3,72%) ke level 9.299,88.
* Indeks Straits Times anjlok 125,62 poin (4,04%) ke level 2.981,39.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Merck (MERK) naik Rp 2.500 ke Rp 127.000, Tempo Scan (TSPC) naik Rp 225 ke Rp 3.000, Pioneerindo (PTSP) naik Rp 100 ke Rp 800, dan Century Textille (CNTX) naik Rp 800 ke Rp 8.700.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Schering Plough (SCPI) turun Rp 6.900 ke Rp 28.500, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 3.550 ke Rp 44.750, Astra Internasional (ASII) turun Rp 3.200 ke Rp 67.200, dan Multi Breeder (MBAI) turun Rp 2.850 ke Rp 28.150.


(ang/qom)
sumber:finance.detik.com

Senin, 01 Agustus 2011

Sejuta Robot Ganti Pekerja Foxconn


SHENZHEN, KOMPAS.com - Raksasa teknologi Taiwan, Foxconn, akan mengganti sebagian tenaga kerjanya dengan sejuta robot dalam tiga tahun guna memangkas biaya tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi, kata Terry Gou, pendiri dan pemimpin perusahaan tersebut, Jumat larut malam (29/7).

Semua robot itu akan digunakan untuk melakukan pekerjaan rutin sederhana seperti penyemprotan, pengelasan dan perakitan yang sekarang dikerjakan manusia. Perusahaan tersebut saat ini memiliki 10.000 robot dan jumlah itu akan ditambah jadi 300.000 tahun depan dan satu juta dalam tiga tahun, kata Gou, sebagaimana dilaporkan Xinhua.

Foxconn, pembuat terbesar komponen komputer di dunia yang merakit produk untuk Apple, Sony dan Nokia, menjadi sorotan setelah serangkaian aksi bunuh diri oleh karyawan di pabrik raksasanya di China. Sebagian orang menuding kondisi kerja yang berat merupakan penyebab tindakan nekad tersebut.

Perusahaan itu saat ini mempekerjakan 1,2 juta orang, dan sebanyak satu juta di antara mereka berada di China Daratan.
Sumber :
Ant, Xinhua, Oana