Selasa, 28 Mei 2013

30 Tentara 'hantu' Garuda, kalahkan 3.000 gerilyawan Kongo

30 Tentara 'hantu' Garuda, kalahkan 3.000 gerilyawan Kongo
Kemal idris.


Kiprah Pasukan Garuda kembali menuai prestasi. 167 Prajurit TNI di Haiti yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXII-B/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti) menerima penghargaan Medali PBB.

Pasukan perdamaian dari Indonesia selalu bisa diterima dengan baik di negara penugasan. Sejak Kontingen Garuda I bertugas di Mesir tahun 1957, sejak itulah pasukan baret biru di bawah PBB ini mengharumkan nama bangsa.

Ada cerita menarik soal Pasukan Garuda. 30 Pasukan Garuda berhasil membekuk 3.000 gerilyawan di Kongo berbekal akal bulus dan kecerdikan.

Ceritanya, Desember 1962 di Kongo sedang bergolak. Kontingen Garuda III (Konga III) di bawah pimpinan Kolonel Kemal Idris berangkat sebagai pasukan perdamaian di bawah UNOC (United Nations Operation in the Congo).

Saat itu kelompok milisi di bawah pimpinan Moises Tsommbe ingin lepas dari pemerintah Republik Demokratik Kongo pimpinan Presiden Kasavubu. Rakyat sipil pun segera menjadi korban pertikaian antar milisi dan tentara pemerintah.

Pasukan Garuda III segera dikenal karena keluwesannya bergaul. Banyak Singkong di Kongo, pasukan TNI pun mengajarkan bagaimana cara mengolah masakan Indonesia, membuat kue, serta menyayur daun singkong sehingga enak dimakan. Selama ini rakyat Kongo hanya mengolah singkong menjadi tepung yang rasanya tidak enak.

Suatu hari, terjadi serangan yang dilakukan 2.000 gerilyawan Kongo ke markas Pasukan Garuda. Saat itu markas hanya dipertahankan 300 tentara. Setelah baku tembak berjam-jam, gerilyawan dapat dipukul mundur. Untungnya tak ada korban di pihak Indonesia.

Serangan balasan pun segera dirancang untuk menangkap para pemberontak. Letjen Kemal Idris menceritakan hal ini dalam buku biografi, Kemal Idris, bertarung dalam revolusi terbitas Sinar Harapan.

"Kami melakukan penyerangan di malam hari dengan kapal yang digelapkan di atas danau Tanganyika, tidak berapa jauh dari daerah Albertville. Pasukan kami yang berkekuatan 30 orang menyamar sebagai hantu," beber Kemal Idris.

Kemal tahu 3.000 pemberontak itu sangat percaya takhayul. Mereka takut pada hantu spritesses yang digambarkan berwarna putih dan melayang-layang di waktu malam. Maka 30 anggota pasukan garuda itu berpakaian jubah putih dan segera menyerang.

"Melihat sosok-sosok putih bergerak-gerak, semangat mereka hilang sama sekali dan segera menyerah," kata Kemal.

Dalam operasi kilat itu, ribuan gerilyawan Kongo ditangkap. Senjata-senjata mereka yang ternyata lumayan canggih disita. Dalam peristiwa itu hanya seorang prajurit TNI yang cidera. Salah seorang gerilyawan yang panik saat digerebek, melemparkan ayam yang tengah dibakarnya pada tentara kita.

"Sejak itu, anggota Garuda III di kenal oleh orang-orang Kongo dengan julukan Les Spiritesses, pasukan yang berperang dengan cara yang tidak biasa dilakukan orang," kata Kemal bangga.

Letnan Jenderal Kadebe Ngeso dari Ethopia mengaku bangga atas keberhasilan pasukan Indonesia menangkap 3.000 lainnya tanpa jatuh korban. Namun dia pun meminta ke depan cara-cara unik seperti itu tidak dilakukan. Karena risiko terlalu besar dan sangat membahayakan.

Bravo Garuda.
sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/30-tentara-hantu-garuda-kalahkan-3000-gerilyawan-kongo.html

Rabu, 22 Mei 2013

kekuatan militer amerika serikat

Sudah lazim orang menganggap Amerika satu superpower, sekurang-kurangnya superpower militer. Akan tetapi Emmanuel Todd, seorang pakar ilmu pengetahuan Perancis berpendapat lain. Bukunya. yang berjudul Apres l’empire. Essai sur la decomposition du systeme Americain (Editions Gallimard, Paris 2002) telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Dalam versinya yang bahasa Jerman, yaitu Weltmacht USA, ein Nachruf yang telah diterbitkan Piper Verlag GmbH, Munchen pada tahun 2003, Emmanuel Todd menulis bahwa Amerika bukan superpower , baik dalam ekonomi maupun militer.. Tentang ekonomi cukup disampaikan di sini bahwa Todd menilai besarnya ketergantungan Amerika kepada bangsa-bangsa lain dalam berbagai aspek ekonomi sebagai indikasi bahwa Amerika bukan satu superpower ekonomi yang mengungguli ekonomi dunia.

Untuk membahas pandangan Todd bahwa Amerika bukan superpower militer perlu kita telaah pokok-pokok argumentasi Todd. Ia mengatakan bahwa bangsa Amerika mempunyai kelemahan struktural dalam bidang militer. Dalam sejarahnya bangsa Amerika tidak pernah beradu kekuatan dengan musuh yang sama kekuatannya. Dimulai dengan perangnya yang asimmetris dengan suku-suku Indian. Juga dalam Perang Dunia II AS berhadapan dengan Jerman yang tinggal runtuh karena pukulan berat oleh tentara Uni Soviet. Setelah melakukan pendaratan di Normandie Amerika melakukan operasi militer yang tidak seimbang dengan keunggulannya dalam material dan jumlah manusia. Todd mengemukakan pendapat Liddell Hart, pakar strategi dan sejarah militer Inggeris, yang mengatakan betapa lambat dan birokratis cara bergeraknya tentara AS di darat. Keunggulan Amerika di laut dan udara memang sangat besar sebagai hasil kekuatan industrinya. Setelah memenangkan pertempuran laut Midway, perang AS lawan Jepang mirip perangnya dengan Indian. Keunggulan material dan logistik AS terlalu besar dan Jepang tidak mampu mengimbanginya. Akan tetapi lain halnya operasinya di darat. Setelah Perang Dunia II tampak jelas bahwa kekuatan darat Amerika kurang mampu untuk memenangkan perang. Di Korea keberhasilan hanya separoh, sedangkan di Vietnam gagal sama sekali. Padahal AS menghadapi negara yang kecil dan jauh lebih rendah kemampuan industrinya.

Dalam tahun-tahun akhir ini AS mengembangkan konsep perang yang tidak atau seminimal mungkin mengakibatkan korban mati bagi orang Amerika. Cara berpikir demikian berakibat bahwa kemampuan operasi darat makin kurang dapat diandalkan. Sebab dalam operasi darat sukar untuk menghindari perjumpaan langsung dengan kekuatan lawan. Konsep AS tersebut didasarkan keunggulan teknologinya yang hendak dimanfaatkan semaksimal mungkin. Konsep itu. mengutamakan serangan udara yang bertujuan menghancurkan perlawanan musuh melalui pemboman udara dan pukulan dengan peluru kendali. Teknologi precision guided munition (PGM) memungkinkan penembakan peluru kendali dengan perkenaan tepat pada jarak jauh. Di samping itu dikembangkan smart bombs atau bom yang perkenaannya tepat. Sedangkan untuk penentuan sasaran digunakan remote sensing atau peninjauan saksama ke seluruh wilayah dengan memanfaatkan satelit udara. Dilengkapi dengan aksi intelijen manusia yang dilengkapi sarana komunikasi untuk memungkinkan laporan instant dan dilanjutkan oleh serangan udara seketika. Dengan cara demikian diperkirakan bahwa musuh dapat dihancurkan dalam waktu tidak lama oleh serangan udara tanpa penggunaan kekuatan darat. Setelah musuh dihancurkan baru tentara darat bergerak ke daerah musuh untuk mengkonsolidasi kemenangan.. Cara demikian diharapkan akan mengakibatkan korban minimal pada tentara AS.. Akan tetapi konsep ini akan sukar dilaksanakan apabila musuh mempunyai kemampuan pertahanan udara yang efektif, kata Todd. Oleh sebab itu AS hanya akan berperang kalau menghadapi pihak lain yang lemah dan terbatas kekuatan militernya, terutama pertahanan udaranya.

Untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa AS masih kuat dan kuasa diadakan penempatan pasukan AS dalam jumlah besar di luar negeri, antara lain di Jerman 60.053, Jepang 41.257, Korea Selatan 35.663, Italia 11.677, Inggeris 11.379, di Spanyol 3.575. Selain itu di daerah Balkan ada 13.774 dan di Timur Tengah 9.956 orang. Namun untuk mengadakan operasi militer AS tidak mempunyai kemampuan kongkrit yang sesuai dengan potensinya. Memang kapal-kapal induk AS (aircraft carrier) mampu bergerak leluasa di lautan dunia. Hal ini merupakan projection of power yang penting bagi supremasi politik. Akan tetapi karena kurang kesediaan mengoperasikan kekuatan darat, maka AS kurang sanggup mengadakan konfrontasi militer terhadap lawan yang kekuatan militernya cukup besar. dan hanya bertindak terhadap pihak lain yang diyakini lemah. .

Sikap AS yang keras terhadap Islam oleh Todd dijelaskan sebagai berikut :
adanya pertentangan ideologi setelah komunisme kalah;
untuk menguasai minyak Timur Tengah yang dihuni penduduk mayoritas Islam;
akan tetapi terutama karena dunia Islam secara militer lemah;
dan sebagai demonstrasi kekuasaan strategi AS secara murah dan relatif aman.

Demikianlah pokok-pokok argumentasi Todd bahwa AS bukan superpower militer.

Adalah benar bahwa setelah Perang Dunia II selalu negara kecil atau yang belum berkembang yang menjadi sasaran perang AS. Tidak pernah langsung dengan Uni Soviet. Mulai dengan Korea Utara, kemudian Vietnam yang semua kurang kongkrit hasilnya. Kemudian serangan ke Panama untuk menangkap presidennya. Perang Teluk I hanya dibatasi pada pembebasan Kuwait dan tidak dilanjutkan dengan menaklukkan Irak. Serangan ke Afghanistan sesuai konsep baru karena lawan tidak ada kemampuan pertahanan udara. Kekuatan darat AS baru digerakkan setelah pasukan Afghanistan yang melawan Taliban, yaitu pasukan Northern Alliance, lebih dulu bergerak masuk. Toh hingga kini AS belum berhasil melikuidasi Osama bin Laden dan Al Qaeda, padahal itu yang menjadi tujuan serangan ke Afghanistan. Serangan ke Irak baru dilakukan setelah Irak setengah melucuti diri sendiri, yaitu menuruti kehendak PBB untuk menghancurkan semua senjata besar. Sekalipun nampaknya Irak dapat dikalahkan dengan melakukan konsep perang baru, namun hingga sekarang AS belum dapat menguasai negara itu. AS kewalahan menghadapi serangan gerilya pihak Irak sehingga minta bantuan tentara negara-negara lain. Panglima Tentara AS di Irak mengakui bahwa setiap hari rata-rata ada 15 kali gangguan atau serangan dari pihak Irak yang membahayakan anggotanya.

Kekurangmampuan AS menghadapi negara yang agak kuat militernya tampak dalam masalah Korea Utara dewasa ini. AS menyerang Irak dengan alasan negara itu menyembunyikan senjata destruksi missal, tetapi tuduhan itu hingga sekarang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Sebaliknya Korea Utara secara terang-terangan mengatakan bahwa ia memiliki senjata nuklir.. Kalau AS benar-benar konsekuen sikapnya ia harus juga menyerang Korea Utara yang sejak semula ia namakan Poros Kejahatan bersama Irak dan Iran. Akan tetapi Korea Utara secara militer tidak dapat dianggap lemah. Korea Utara tidak mau melucuti senjata nuklirnya sebelum AS menyatakan tidak akan menyerangnya. Ia mengancam, kalau sampai AS menyerang, Korea Utara akan mengadakan pembalasan setimpal. Pasukan AS di Korea Selatan dan Jepang dapat menjadi sasaran untuk serangan balas Korea Utara. Sikap Korea Utara itu mungkin semacam gertak sambal, tetapi nyatanya hingga kini AS tidak menyerangnya. Berbeda sekali dengan sikap AS terhadap Irak.

Dengan gambaran itu memang Amerika tidak semampu atau sekuat kita perkirakan . Nampaknya penilaian Emmanuel Todd benar bahwa AS bukan satu superpower militer . Namun karena sikap AS yang hegemonistik, maka kekuatannya menjadi ancaman bagi negara-negara yang kurang kuat militernya. Hal ini mendorong negara kecil mempersenjatai diri untuk tidak dinilai lemah, bahkan kalau perlu dengan senjata nuklir. Itulah yang sekarang dilakukan Iran untuk mencegah serangan ASKekuatan militer Indonesia adalah salahsatu yang terbesar dan terkuat di dunia. Saat itu, bahkan kekuatan Belanda sudah tidak sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer kita yang didukung besar-besaran oleh teknologi terbaru Uni Sovyet.

1960, Belanda masih bercokol di Papua. Melihat kekuatan Republik Indonesia yang makin hebat, Belanda yang didukung Barat merancang muslihat untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda.

Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim, tujuannya, merebut kembali Papua. Sukarno segera mengeluarkan maklumat “Trikora” di Yogyakarta, dan isinya adalah:
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda.
2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.

Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka Indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran kekuatan armada laut dan udara militer termaju di dunia dengan nilai raksasa, US$ 2.5 milyar. Saat ini, kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di seluruh belahan bumi selatan.

Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah salahsatu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi. Ini adalah KRI Irian, dengan bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa lain manapun, kecuali Indonesia.(kapal-kapal terbaru Indonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot 1600 ton).

Angkatan udara Indonesia juga menjadi salahsatu armada udara paling mematikan di dunia, yang terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri dari :
1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed.
2. 30 pesawat MiG-15.
3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17.
4. 10 pesawat supersonic MiG-19.

Pesawat MiG-21 Fishbed adalah salahsatu pesawat supersonic tercanggih di dunia, yang telah mampu terbang dengan kecepatan mencapai Mach 2. Pesawat ini bahkan lebih hebat dari pesawat tercanggih Amerika saat itu, pesawat supersonic F-104 Starfighter dan F-5 Tiger. Sementara Belanda masih mengandalkan pesawat-pesawat peninggalan Perang Dunia II seperti P-51 Mustang.
Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat MiG-21 dan MiG-17 di Perang Vietnam sampai mendorong Amerika mendirikan United States Navy Strike Fighter Tactics Instructor, pusat latihan pilot-pilot terbaik yang dikenal dengan nama TOP GUN.

Indonesia juga memiliki armada 26 pembom jarak jauh strategis Tu-16 Tupolev (Badger A dan B). Ini membuat Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4 bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Surabaya.

Bahkan China dan Australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel, yang daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan kapal-kapal tempur Barat.

Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, puluhan kapal tempur kelas Corvette, 9 helikopter terbesar di dunia MI-6, 41 helikopter MI-4, berbagai pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut berat Antonov An-12B. Total, Indonesia mempunyai 104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan serbu terbaik saat itu dan masih menjadi legendaris sampai saat ini, AK-47.

Ini semua membuat Indonesia menjadi salasahtu kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia. Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk segera keluar dari Papua, dan menyatakan dalam forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Papua, dari Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa diterima

Selasa, 21 Mei 2013

Pantsyr S-1 Dan S-300, Kombinasi Maut Arhanud TNI

HANUD-(IDB) : Melihat perkembangan persenjataan yang terjadi disekitar RI dan aspek lain yang mengikuti seperti kebutuhan akan penting kekuatan pertahanan demi menjaga keamanan domestik dan menjaga keutuhan kedaulatan dari ancaman yang muncul karena perkembangan situasi yang dinamis. 
Menyusul kampanye modernisasi kekuatan militer RI sesuai pedoman Minimum Essential Forces (MEF), ketiga matra TNI pelan namun terarah sudah mulai menunjukan adanya perubahan dalam alutsista masing2 matra. 
TNI AU sudah memiliki proyek pembelian T-50 GE, Airbus C295, SuperTucano, dan lainnya, TNI AD sedang menjajaki pembelian 8 unit AH 64 D Apache Longbow, 114 biji Leopard dan 50 IFV Marder, Rudal StarStreak, dll kemudian TNI AL masih berkutat dengan program penambahan KCR, Frigate, Kapal Selam, selain itu uji coba rudal Yakhont juga ikut menambah daya serang TNI AL.


Gambar
Pansir beroda..cocok buat medan biasa


Mari kesampingkan dulu ribetnya proses pembelian alutsista canggih untuk TNI, yang baru wacana saja udah banyak yang protes dan koar2. 
Federasi Rusia melalui perusahaan penjualan senjata Rosoboronexport sudah menawarkan kepada TNI dan Kemhan alutsista Rudal anti serangan udara jarak pendek Pantsyr-S1 dan jarak menengah S-300. 
Kebutuhan akan modernisasi untuk sistem pertahanan udara nasional sudah sangat layak untuk  segera di lakukan, Pantsyr-S 1 (NATO: SA-22 Greyhound) memiliki kemampuan maut untuk menangkis berbagai jenis senjata: pesawat tempur, helikopter, roket, peluru kendali, precision-guided munition hingga UAV. Pantsyr S1 juga bisa menghancurkan  light-armoured ground targets. 
Dibanding saingan sejenisnya, Tunguska M1 (NATO SA-19 Grison), diperkirakan Pantsyr-S1 lebih presisi akurasinya karena menggunakan sistem yang lebih baru seperti Sistem pertahanan dan persenjataannya dapat diaktifkan dalam beberapa mode frekuensi serta mampu beroperasi pada multimode adaptive radar-optical control system. Pantsyr-S1 juga didesain untuk menghancurkan target berkemampuan high-precision weapons.

Gambar
Pansir penggerak rantai

Spesifikasi umum Pantsyr-S 1 :

Produsen : KBP Instrument Design Bureau, Tula. Dirakit oleh Ulyanovsk Mechanical Plant, Ulyanovsk, Rusia.

Power : Mengangkut 2 rudal 57E6 Surface to Air dengan hulu ledak  16 kg, berat 65kg , kecepatan maksimum 1,1 km/ detik, daya jangkau 1 – 12 km.

Mobility : bisa dipasang di truk The Ural-5323  8×8 atau di kendaraan lapis baja berantai  (tracked).

User : Rusia, Uni Emirate Arab, Suriah.

Gambar
Tunguska M1, alternatip lain
Tepat rasanya bila TNI mampu memiliki alutsista pertahanan udara ini, selain mengganti persenjataan hanud yang udah usang, Pantsyr-S1 makin menambah kepercayaan diri Arhanud TNI dalam melindungi kedaulatan udara nasional dan backup pendukung pergerakan kavaleri lapis baja. 
Jika TNI berminat memboyong beberapa Pantsyr-S1 sebaiknya memilih 2 platform sekaligus, menggunakan roda biasa (truk) untuk digunakan ditempat2 dengan kondisi medan mudah dijangkau seperti perkotaan dan kendaraan berantai (tracked) untuk dengan medan yang sulit.



Selanjutnya ke Alutsista yang berlevel lebih tinggi sehingga bisa memberikan efek deterens ke lawan meski senjatanya belum digunakan. Sistem pertahanan udara Jarak Jauh/Menengah, S-300. 
Rosoboronexport Rusia juga sudah menawari RI untuk membeli S-300 nya, meski masih belum ada tanda2 persetujuan Kemhan dan TNI untuk memasukan ke dalam daftar belanja MEF. Pemerintah RI sudah pernah belajar bahwa untuk mengcover wilayah udara RI tak cukup dengan upgrading dan penambahan Radar canggih. 
Gambar
S-300/S-400 missiles
Apa artinya bila kita memiliki mata dan telinga yang tajam, namun tidak memiliki tangan dan kaki untuk bertindak. Jangan sampe Indonesia kecolongan lagi seperti insiden F-18 Amerika yang se enak udelnya ngubek-ubek kedaulatan udara RI diatas pulau bawean. 
Melalui TNI AU dengan armada F-16 memang masih diandalkan untuk menghalau kucing nyasar, tapi sampai saat ini peran Arhanud masih minim, belum terdengar kabar apapun tentang sepak terjang Arhanud dalam menghalau ancaman udara asing. 
Cukup dimaklumi karena persenjataan Arhanud sudah sangat perlu di restorasi. Selain ancaman pelanggaran udara, Arhanud juga diperlukan untuk melindungi pergerakan satuan darat seperti Tank Leopard 2A6,Heli Serbu MI-35, MLRS, Skuadron UAV dan artileri medan. Kehadiran Pantsyr-S1 rasanya belum cukup mengcover semua, adanya sistem rudal jarak menengah/jauh bisa memberikan daya lindung yang lebih maksimal.

Ada banyak varian S-300 yang ditawarkan rusia, beberapa kandidat seperti S-300P (NATO : SA-10 Grumble), S-300P/M (NATO : SA-10d/e), S-300 F (NATO :SA-N-6) atau bila mau bisa sekalian ambil varian terbarunya, S-400. 
Gambar
S-300 V penggerak rantai untuk medan berat
Saking hebatnya kehadiran S-300, Ibukota Rusia, Moscow menempatkan sekitar 80 baterai S-300 untuk melindungi penduduk dan aset-aset berharga di Ibukota. 
Sedang untuk menjaga perbatasannya, Rusia mengandalkan pasukan S-400 nya. Terbukti, lengkapnya perlindungan udara Rusia di segala penjuru wilayahnya membuat ekspansi NATO ke Eropa Timur tak akan mudah. 
Untuk memperkuat sistem pertahanan nasional serta memberikan efek deterens bagi pihak yang ingin mengganggu kedaulatan NKRI, baterai-baterai S-300 bisa ditempatkan di titik-titik vital, seperti Ibukota RI, Perbatasan Malaysia di Kalimantan, Perbatasan Australia di NTT dan Merauke, dan sebagainya menyesuaikan dengan tingkat ancaman yang ada.

Asal ada kemauan kuat, dukungan dari semua elemen di tanah air, upaya untuk memiliki sistem pertahanan udara handal bukan hal mustahil, uang kalau dicari pasti ada tinggal aspek politicalnya. Jika Iran memiliki hambatan untuk memiliki S-300 karena loby Israel di Rusia, Indonesia sepertinya juga akan memiliki hambatan dari Paman SAM demi menjaga keunggulan militer anak angkatnya, Singapura.  
Kehadiran Pantsyr S1 dan S-300 dalam jajaran alutsista RI jelas akan meningkatkan Arm race di kawasan ASEAN dan mengubah strategi geopolitik negara kawasan. Pihak yang paling getol merespon pastinya Malaysia dan Singapura, uji coba roket RHAN lapan saja bikin mereka berkeringat. 
Bisakah TNI memiliki sistem pertahanan udara yang capable dan unggul, kita tunggu saja......!!!!





Selasa, 14 Mei 2013

10 Merek Indonesia yang Dikira Produk Luar Negeri

produk indonesia
Kita harusnya bangga terhadap produk-produk dalam negeri, karena siapa lagi yang akan menghargai produk-produk dalam negeri kalau bukan bangsa-nya sendiri. Dan pada kenyataannya, banyak produk Indonesia yang dikira berasal dari merk luar negeri, dan ternyata asli produk dalam negeri.
Hebatnya lagi, produk-produk dalam negeri itu bukan hanya laku di dalam negeri saja, melainkan juga sangat laku di Luar negeri. Dari sana kita dapat melihat dan membandingkan, bahwa produk dalam negeri sebenarnya tidak kalah baiknya dengan produk luar negeri. Jadi, kenapa kita harus minder dengan produk bangsa kita sendiri? Ingin tahu apa saja produk-produk dalam negeri yang dikira berasal dari merk luar negeri tersebut? Ini dia 10 Produk Indonesia yang membanggakan itu :
1. Maspion
Iklan Maspion terkenal dengan ungkapan "Cintailah produk-produk Indonesia". Maspion memang perusahaan lokal yang terkenal dengan produk elektronik keperluan rumah tangga. Mulai dari setrika, blender, kipas angin, sampai AC pun ada. Perusahaan yang berpusat di Surabaya ini telah menghasilkan produk-produk elektronik sejak tahun 1960-an.
2. Polygon
Di Indonesia, merk yang satu ini sudah tak asing lagi. Mulai dari sepeda biasa, sepeda mini, sampai sepeda gunung juga ada. Semua sepeda itu di buat di Sidoarjo, Jawa timur. Kualitasnya sih, nggak usah ditanya lagi, KEREN-lah pokoknya. Banyak pengguna biasa sampai komunitas per-sepeda-an memakai produk ini. Harganya juga macam-macam sampai 10 juta-an.
3. Polytron
Mungkin Anda memiliki alat-alat eektronik bermerk Polytron. Ini ternyata produk Indonesia, lho. Pabriknya saja ada di Semarang dan Kudus. Kalau masalah elektronik, perusahaan ini memang jagonya. Kenapa? Soalnya perusahaan ini sudah berdiri sejak 1970-an.
4. Byon
Perkembangan teknologi yang sangat cepat ternyata tidak membuat negara kita hanya menjadi penonton belaka. Merk Byon turut meramaikan tren komputer dan notebook. Dengan harga yang terjangkau, bukan berarti Byon ialah produk yang tidak bermutu. Malahan memiliki konsep yang cukup tinggi. Kehadiran Byon membuktikan, bahwa Indonesia juga bisa membuat produk teknologi yang berkelas.
5. Lea
Walaupun produknya berbau-bau Amerika Serikat, tapi sebenarnya Lea Jeans ini merupakan produk ASLI Indonesia. Modelnya pun tidak kalah dengan merk-merk jeans kelas dunia lainnya yang sedang trend saat ini.
6. Tomkins
Mulai dari sepatu sekolah, sepatu olahraga, sepatu futsal, sampai sepatu bikers pun disediakan sama produk Tomkins. Kita tidak usah bingung dari namanya yang terkesan Luar Negeri. Padahal Tomkins sebenarnya sungguh merupakan produk Indonesia.
7. Bodypack dan Eiger
Kedua produk ini bernaung pada satu induk yang sama. Bedanya, Bodypack sekarang memfokuskan diri pada tas laptop dan gadget, sedangkan Eiger setia pada produk-produk berbau aktivitas alam bebas. Kualitas Eiger dan Bodypack sich sudah nggak perlu dipertanyakan lagi.
8. J.CO Donuts and Coffee
Tahun 2005 Outlet pertama J.CO donuts and Coffee di Supermall Karawaci di buka. Perlahan, J.CO donuts and Coffee mengembangkan sayap ke seluruh Indonesia. Bahkan sekarang, J.CO donuts and Coffee sudah memiliki Outlet di luar negeri, Malaysia dan Singapura.
9. California Fried Chicken (CFC)
Restoran ayam satu ini memang dari namanya udah Amerika banget, khan? CFC memiliki 178 gerai di seluruh Indonesia. Yang terdiri dari 108 Outlet milik perusahaan dan 70 Outlet milik Terwaralaba.
10. Hoka Hoka Bento
Hoka Hoka Bento merupakan restoran Masakan Jepang. Restoran yang dinaungi oleh PT. Eka Bogainti ini pertama kali membuka Outletnya di Kebun Kacang, Jakarta. (bn)
sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/perusahaan-a-merek/nasional/merek.html

Kamis, 02 Mei 2013

Habibie Siap Bangun Industri Pesawat Di Batam

BATAM-(IDB) : Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho mengatakan mantan Presiden BJ Habibie menyampaikan komitmen untuk merintis industri pesawat terbang di Bandara Internasional Hang Nadim, Kepulauan Riau.

"Beberapa waktu lalu Pak Habibie sudah menyampaikan komitmennya untuk merintis industri penerbangan di Batam. Ia menyatakan hanya akan merintis selama tiga tahun, setelah itu pensiun dan menyerahkan pada anak-anak terbaik bangsa ini," kata dia.

Hal tersebut, kata Djoko, disampaikan pada Kepala BP Batam Mustofa Widjaja dan sejumlah petinggi BP Batam di Jakarta saat penandatanganan pengalokasian 62 hektare dari 100 hektare lahan yang akan dibangun perkantoran, hanggar, perbaikan dan perawatan berat (maintenance, repair and overhaul/MRO) oleh PT Indonesia Aero Maintence (IAM) dan Habibie di perusahaan ituy adalah ketua dewan komisaris.

"Habibie mengatakan hanya mempersiapkan perusahaan. Suatu saat nanti pemerintah diharapkan yang akan mengambil perusahaan industri pesawat itu," kata dia.

Djoko mengatakan, Habibie yang juga pernah menjabat kepala Otorita Batam (sekarang BP Batam) sekitar 18 tahun yakin dalam tiga tahun perusahaan tersebut akan berkembang pesat sehingga sudah bisa berjalan sendiri.

"Tujuan lain dari Habibie merintis perusahaan pesawat di Batam untuk lebih mendapat manfaat dari posisi Batam yang lebih strategis. Bukan hanya Singapura dan Malaysia yang mendapatkan manfaat," kata Djoko saat memperdengarkan rekaman pidato Habibie.
Sumber : Republika

Australia makin Gundah dengan Modernisasi Alutsista TNI AU

Pitch Black 2012 Sukhoi TNI AU dan F-18 RAAF (cazasyhelicopteros.com)
Dasar pemikiran strategis dari  Pimpinan TNI, khususnya TNI AU serta Kemenhan untuk memodernisasi daya pukul alutsista TNI AU membawa angin segar dalam bidang pertahanan Indonesia. Kebutuhan akan Angkatan Udara yang kuat  dan disegani tersebut disetujui  oleh Presiden SBY, dan kemudian mendapat  apresiasi dan persetujuan  DPR. Sebuah kesadaran dan kebersamaan yang cerdas dalam mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara. Upaya untuk mencapai kekuatan pokok minimum, MEF (Minimum Essential Force) pertahanan masih menjadi fokus kebijakan pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI ke depan.
Setelah melalui jalan panjang, TNI AU mulai dibenahi oleh pimpinan nasional yang melihat betapa pentingnya peran angkatan udara disebuah negara. Sebagai contoh, Amerika Serikat memainkan USAF sebagai sarana pendikte dan mementahkan kekuatan militer Libya, dalam membantu pemberontakan di Libya terhadap Kolonel Khadafi. Demikian juga operasi clandestine CIA yang menggunakan pesawat tanpa awak untuk mengejar dan membunuh tokoh-tokoh  Al-Qaeda dinyatakan sukses dengan kertugian sangat minim.
TNI AU mulai menggunakan keluarga Sukhoi-27 pada tahun 2003 setelah batalnya kontrak pembelian 12 unit Su-30MKI pada 1996. Kontrak tahun 2003 mencakup pembelian 2 unit Sukhoi-27SK dan 2 unit Sukhoi-30MK senilai 192 juta dolar AS tanpa paket senjata. Itulah awal kebangkitan kekuatan udara Indonesia dalam mengimbangi kekuatan udara negara tetangga.
Disamping itu Indonesia sudah menandatangani kerjasama dengan Korea Selatan, berpartisipasi membangun pesawat tempur generasi 4,5 KFX/IFX (Korean-Indonesian Fighter Xperimental), Boramae, yang dalam rencana awalnya TNI AU akan memiliki sebanyak 50 buah pada tahun 2020. Masa depan KFX/IFX Boramae menjadi tidak jelas setelah Pemerintah Korea Selatan menyatakan memotong anggaran proyek tersebut.
Dari sejarah Indonesia menyangkut kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara, konflik dan ancaman kedaulatan negara hanya terjadi karena  gesekan dengan negara tetangga. AU Indonesia mulai lebih disegani setelah acara MAKS 2007 di Moskow, dimana Departemen Pertahanan mengumumkan kontrak untuk pembelian 3 unit Sukhoi-27SKM dan 3 unit Sukhoi-30MK2 senilai 350 juta dolar AS. Kini TNI AU sudah memiliki 10 Sukhoi dan akan lengkap menjadi  satu skadron pada 2014. Disamping pada 2014 mendatang, TNI AU akan memiliki 34 F-16 setara Block 52 ( 24 F-16 C/D asal dari hibah dan 10 upgrade  F-16 TNI AU sepaket dengan hibah F-16).
Kegundahan Australia
Dalam meninjau ancaman, intelijen udara mengukur dari sisi kekuatan, kemampuan dan kerawanan baik unsur penyerang maupun unsur pertahanan musuh ataupun calon musuh. Standar analisa intelijen udara di negara manapun menggunakan standar yang sama, 3K dan 1N(Niat). Sejak operasi Trikora pada 1961, Australia walaupun tidak secara langsung menempatkan Indonesia sebagai ancaman, mengatakan bahwa musuh akan datang dari Utara. Australia menggelar kekuatannya lebih fokus ke Utara, pengamatan wilayah dilakukan dengan over the horizon radar, yang mampu memonitor hingga pulau Jawa dan Kalimantan.
Sejak TNI AU mengikuti latihan bersama Pitch Black 2012, pemerintah Australia, khususnya RAAF merasakan kegundahan dan keterkejutan, dimana Su-30 TNI AU ternyata lebih unggul dibandingkan F-18F Super Hornet hampir disemua lini. Dari hasil latihan tersebut,  Australia harus membuat pilihan, memilih rencana pengadaan  100 unit F-35 Lightning dari Amerika (joint strike fighter) atau tetap membeli dua skadron 24 F-18 Super Hornet.
The Business Spectator menyatakan, “Indonesia merencanakan akan membeli 180 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia/India yaitu PAK-FA T-50 atau Su-35S. Jadi pertanyaannya lebih baik dipilih F-35 daripada Hornet. Apabila Indonesia kemudian dimasa depan ikut memperkuat Angkatan Udaranya dengan Su-35S atau T-50, maka AU Australia akan menjumpai masalah besar, demikian kesimpulannya.
Siaran pers resmi yang ditulis harian Rossiiskaya Gazeta mengatakan bahwa T-50 akan menggabungkan fungsi dari peran sebagai pesawat serbu dan fungsi sebagai jet tempur. Pesawat ini dilengkapi dengan  avionik modern yang mengintegrasikan fungsi elektronik dan array radar. Perlengkapan baru tersebut akan  memberikan kesempatan kepada penerbang untuk lebih berkonsentrasi dalam melakukan tugas pertempuran.
Para pengamat militer di Australia menyatakan bahwa dalam memegang slogan RAAF  (first look, first shoot, first kill’), para pejabat pertahanan harus berjuang keras  mencari jalan keluar dengan tidak mempertahankan Hornet yang dianggap sudah ketinggalan jaman. Sukhoi oleh Australia dinilai terlalu hebat.
Lebih jauh analis Bisnis Spectator menyatakan, “Sebagai contoh, JSF (Joint Srike Fighter) dapat beroperasi secara efektif hanya untuk ketinggian maksimal sekitar 40.000 kaki (walau masih bisa beroperasi lebih tinggi tetapi kalah di tingkat yang lebih tinggi). Sebaliknya, Sukhoi dapat beroperasi pada kapasitas penuh di tingkat yang jauh lebih tinggi dan dengan kelebihan dan keuntungan, mereka memiliki sistem dan senjata yang bisa meruntuhkan sebuah JSF Australia sebelum mereka memiliki kesempatan menerapkan slogannya.” Ditegaskan oleh BS bahwa tidak ada pertempuran udara yang diperlukan. Pesawat Australia sudah runtuh sebelum bertempur, karena disergap jauh sebelum dia menyadarinya.
Jalan keluar yang disarankan adalah apabila Australia (RAAF) memiliki F-22 Raptor atau teknologi Raptor yang diterapkan pada pesawat tempur pilihan yang dipilih. Yang menjadi masalah, Amerika tidak mengijinkan F-22 dijual kepada negara lain selain untuk kepentingan pertahanan dalam negerinya.
Yang menarik, New Australia merekomendasikan Australia justru memilih Sukhoi seperti yang dilakukan India, mendapatkan lisensi dengan ijin membangun Sukhoi Australia, baik Sukhoi Flanker Su-35S atau pesawat Su-32 Fullback. Preferensi saat ini adalah Su-35S. Saat ini Sukhoi memberikan lisensi pembuatan pesawat tempur di India dan China. Australia bisa membeli utuh pesawat Sukhoi dan membangun avioniknya, dan persenjataan lokal. Kini banyak perusahaan di Rusia, Asia, Israel dan Eropa terlibat dalam pembuatan komponen Sukhoi. Sukhoi adalah ‘open source’, demikian menurut New Asia.
Dalam pemikiran strategis, Australia selain memandang Indonesia sebagai ancaman, juga menempatkan India sebagai ancaman. Selain itu perkembangan situasi Hankam di kawasan Laut Pasifik Selatan, menjadi perhatian Australia dengan kerjasamanya bersama Amerika. Pada pemerintahan Kevin Ruud Australia berposisi anti India, pada posisi ini menempatkan Australia terpaksa membeli F-35. Dalam pemerintahan Julian Gillard, Australia akan mendekati India dan menjadi sekutunya, berpeluang bisa mendapatkan peluang memiliki T-50. Australia menurut RBTH lebih baik memiliki Super Flankers yang murah (USD 66 juta/buah) dibandingkan harga F-35 (USD 238 juta).
Sukhoi dinilai jauh lebih unggul dibandingkan JSF. Su-35 memiliki jangkauan efektif sekitar 4.000 km dibandingkan dengan hanya 2.200 km untuk F-35. . Ini berarti JSF membutuhkan dukungan pesawat tanker untuk menutup ruang (wilayah Australia) yang lebarnya 4.000km. Selain itu, kecepatan Su-35 adalah Mach 2,4 (hampir dua setengah kali kecepatan suara), sedangkan F-35 terbatas pada Mach 1.6. Menurut Victor M. Chepkin, pertama wakil direktur umum NPO Saturn, mesin AL-41f baru akan memungkinkan jet Rusia untuk supercruise (terbang pada kecepatan supersonik untuk jarak jauh.) Dengan tidak harus beralih ke afterburner. Dengan demikian, pesawat dapat mengirit  bahan bakarnya. Kesimpulannya baik F-35 maupun F-18 performance-nya berada dibawah Su-35.
Kini Australia menghadapi dilema kegundahan. RAAF terus mengikuti perkembangan modernisasi  TNI AU. Dengan memiliki keluarga Flankers, maka Indonesia pada masa mendatang bukan tidak mungkin akan bisa memiliki pesawat tempur Su-35, dan bahkan pesawat tempur T-50 generasi kelima. T-50 PAK FA jet tempur (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation) kini sedang mengalami uji engine di Zhukovsky Airfield, Moscow. Menurut Viktor Bondarev, Commander in Chief Russian Air Force, tes T-50 akan memakan waktu sekitar 2-2,5 tahun, sehingga pada tahun 2015-2016, T-50 akan sudah dapat di kirim ke AU Rusia.
Berdasarkan beberapa fakta tersebut, nampaknya Australia kini berada dalam kondisi mengalami kegundahan seperti tahun 1961, dimana Tu-16 AURI mampu mencapai daratannya tanpa terdeteksi dan tidak dapat diantisipasi. Dengan memiliki gabungan alutsista tempur udara Timur dan Barat, Indonesia kini menjadi negara yang disegani negara-negara  tetangganya.
Australia menjadi lebih gundah setelah mengetahui Indonesia tertarik untuk mendirikan sebuah pusat perawatan bersama untuk pesawat fixed dan rotary wing Rusia. Victor Komardin, wakil kepala  Rosoboronexport, eksportir peralatan perang Rusia, telah  mengumumkan hal tersebut di Air show LIMA 2013  di Malaysia.
Disimpulkan, dengan sudah  mengawali kepemilikan keluarga Flankers (Su 27/30), Indonesia (TNI AU) menjadi negara yang sangat diperhitungkan oleh Australia dan pasti juga oleh tetangga lainnya. Alih teknologi ke pesawat yang lebih canggih hanyalah soal waktu yang tidak terlalu rumit dilakukan TNI AU apabila ada pengembangan kekuatan.  Australia sangat khawatir Indonesia berpeluang memiliki Su-35 dan bukan tidak mungkin dengan ekonominya yang semakin baik, suatu saat Indonesia akan memiliki pesawat tempur T-50.
Memang sebaiknya intelijen udara berfikir jauh dan strategis, memperkirakan perkembangan situasi global dan regional dan memberikan masukan kepada pimpinan yang up to date. Yang terutama harus kita fahami adalah betapa pentingnya kemampuan TNI AU dengan daya “kepruknya.” Itulah prinsip dasarnya agar kita diperhitungkan. Semoga bermanfaat.
Oleh : Prayitno Ramelan, Air Vice Marshal (Ret), www.ramalanintelijen.net