SURABAYA-(IDB) : PT PAL Indonesia optimistis lima tahun ke depan mampu merenovasi
dan membangun kapal selam sendiri. Tekad itu dibuktikan dengan
diikutkannya karyawan PT PAL Indonesia dalam Transfer of Technology
(ToT) di Korea Selatan.
Direktur Utama PT PAL Indonesia,
Firmansyah Arifin, menyebut saat ini karyawannya tengah mengikuti
seleksi internal. "Tahun lalu kami sudah mengikuti ToT di Belanda, dan
tahun ini ke Korea," kata Firmansyah.
Sebelumnya PT PAL
Indonesia ditunjuk Kementerian Pertahanan membangun kapal militer dengan
dua negara tersebut. Kerjasama membangun Kapal Cepat Rudal (KCR) dengan
Belanda telah selesai. Kini giliran dengan Korea untuk membangun kapal
selam.
Optimisme bisa membangun kapal selam di dalam negeri
itu dikuatkan dengan program pemerintah yang mengucurkan anggaran
melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) pembangunan kapal. Anggaran US$150
juta (sekitar Rp 1,5 triliun) itu tidak hanya untuk membangun
kelengkapan militer, tetapi juga doking untuk kapal militer.
"Selama
ini untuk overhoul kapal selam harus dilakukan di Korea, setiap lima
tahun sekali dengan biaya yang cukup besar," kata mantan Direktur Utama
PT Dok Perkapalan Surabaya itu.
Dia optimistis langkah PT PAL
sudah tepat. Usai pegawainya selesai mengikuti ToT di Korea, PT PAL
mampu mandiri mendukung langkah strategis pemerintah dalam pemenuhan
kebutuhan kapal, termasuk mencegah perputaran uang ke luar negeri.
Terkait
kerjasama dengan Korsel, PT PAL akan mengirimkan karyawannya ke Negeri
Gingseng tersebut. "Dalam waktu dekat, kami mengirim karyawan untuk
bekerja sama dengan Korea membangun kapal selam melalui sistem learning
by doing," kata Firmansyah Arifin.
Disebutkan, ada sejumlah
karyawan akan dikirim ke Korea Selatan dalam rangka kerjasama
memproduksi alutsista. Itu, lanjutnya, melibatkan Kementerian Pertahanan
kedua bangsa. Kemenhan, selanjutnya memberi kesempatan kepada PT PAL
untuk melaksanakan tugas tersebut.
Sedangkan Humas PT PAL,
Bayu Wicaksono, mengungkapkan pengiriman karyawan diawali dengan proses
penjaringan. PT PAL sudah memilih karyawan yang layak untuk disertakan
dalam transfer pengetahuan di Korea.
"Saat ini DSME Daewoo
perusahaan yang ditunjuk pemerintah Korea masih menyeleksi penerimaan.
Pengumumannya kami belum tahu, tetapi kuota yang ditetapkan sebanyak 120
pegawai," ungkapnya.
Jumlah itu akan dikirim dalam beberapa
gelombang. Selama di Korea karyawan PT PAL mendapat tugas melakukan alih
teknologi untuk membangun kapal selam untuk kebutuhan TNI-AL.
PT
PAL menyebut, informasi dari Kemenhan RI, sebanyak tiga kapal selam
akan dimiliki TNI-AL. Dua kapal selam dengan type DSME 209 dibangun di
Korea, sedangkan satu kapal selam lainnya dibangun di Surabaya.
"Ini
adalah pengalaman pertama kami membangun kapal selam, setelah
sebelumnya kami berpengalaman meng-overhaul (merakit) dua kapal selam
KRI Cakra dan KRI Nanggala,” jelasnya.
Kapal selam yang akan
dibangun PT PAL dilakukan setelah dua kapal selam selesai dibangun di
Korea. Karena seluruh komponen dan teknologi yang dijalankan di Korea
akan diwujudkan di Indonesia. "Karyawan kami tidak membangun on table,
tetapi langsung praktek merakit kapal selam. Dari hasil praktek itu akan
diimplementasikan saat membangun di Surabaya," jelasnya.ins
Sumber : SurabayaPost
Tidak ada komentar:
Posting Komentar