TEMPO.CO , Jakarta
- Ketua Dewan Pakar Ekonomi Syariah Indonesia, Aries Mufti menilai
pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia merupakan yang terbaik di
dunia.
Menurut Aries, posisi Indonesia sebagai negara pengembang
ekonomi syariah hanya kalah oleh Iran."Sebelumnya Indonesia ada di
peringkat kelima. Sekarang di peringkat kedua," kata Aries di Jakarta,
Selasa 4 September 2012.
Pertumbuhan ekonomi syariah di
Indonesia, jelas dia, mencapai 39 persen setiap tahunnya. Jumlah
tersebut jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi konvensional yang
hanya sebesar 19 persen. "Tapi karena yang konvensional sudah lebih dulu
tumbuh, jadi nilainya masih lebih besar yang konvensional," katanya.
Indonesia disebutnya telah menjadi negara dengan Islamic Micro Finance
terbesar di dunia. Alasannya, Indonesia sudah memiliki 22 ribu gerai
koperasi syariah dan Balai Mandiri Terpadu. "Kalau dari sisi finance itu
tidak ada negara lain yang mengalahkan kita," ujar Aries.
Adapun dalam sisi mode dan fesyen, Aries mengatakan sektor tersebut
sudah menyumbang pemasukan hingga Rp 72 triliun bagi perekonomian
Indonesia 2011. Menurut Aries, para pelaku mode dan fesyen di Paris
menyatakan ketertariknya untuk menjadi pusat mode untuk busana muslim.
"Kalau Paris sudah mencanangkan itu berarti kan potensi besar sekali,"
ujar Aries.
Hingga saat ini, Aries mengatakan setidaknya
sekolah desain ternama asal Yunani, Telestia, ingin mengembangkan mode
Islami di Indonesia. "Itu membuktikan pasar Islami kita memang sangat
potensial," katanya.
Pascakrisis ekonomi 1998 lalu, Areis
mengatakan banyak negara maju yang mulai menggarap pasar ekonomi
syariah. Hal itu membuat banyak negara-negara yang saat ini sudah mulai
menggarap ekonomi syariah untuk mencegah adanya bubble economic di
negara mereka. "Karena itu Indonesia harusnya bisa mengembangkan ekonomi
syariah ini, apalagi diramalkan penduduk Indonesia mencapai 400 juta
tahun 2035 mendatang yang sebagian besar kelas menengah yang potensial,"
katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar